Annuqayah –Pada hari kedua Matsama ’22 (17/07), serangkaian kegiatan berupa penyajian masih tetap berlangsung. Penyajian kali ini disesuaikan dengan peminatan masing-masing peserta. Sehingga dalam waktu yang relatif bersamaan, diadakan penyajian peminatan di ruang kelas yang berbeda, tentu dengan tema yang fokus pada peminatan yang dipilih. Penyajian ini menjadi penunjang untuk pendalaman materi sesuai masing-masing peminatan. Pendalaman peminatan untuk IIS disampaikan oleh Bapak M. Hafidz Fitrotullah, M. Pd., peminatan MIA disampaikan oleh Bapak Drs. Firdaus Firlaili, M. Pd. I., peminataan IBB disampaikan oleh Bapak Drs. Asy’ari Khatib, dan peminatan IIK disampaikan oleh Ibu Nyai Aimmatul Muslimah, M. A.
Pendalaman materi di peminatan IIS menyinggung soal materi yang harus dipelajari seperti halnya sosiologi, ekonomi, dan geografi. Sebab dalam ketiga ilmu tersebut mecakup ilmu-ilmu sosial yang –patut disebut sebagai materi wajib. Untuk pendalaman materi di peminatan MIA, penyaji menjelaskan prospek kedepan yang dimiliki oleh siswa lulusan MIA, serta hal menarik ketika mempelajari nama-nama senyawa atau rumus-rumus yang tidak semua orang betah dan minat berlama-lama dalam hal itu. Kemudian untuk pendalaman materi di peminataan IBB, Bapak Asy’ari menyajikan segala hal dengan mengalir dan semenarik mungkin. Itulah sebabnya mengapa IBB unik, karena selain diajarkan beragam bahasa dan gramatikalnya, juga disuguhi dengan ilmu retorika. Beralih pada pendalaman materi di IIK, yakni menyinggung sejarah berdirinya serta sepak terjang IIK. Selain itu, untuk menambah semangat siswa peminatan IIK, penyaji menceritakan pengalaman pribadinya selama berada dan berjuang di peminatan tersebut.
Usai penyajian di masing-masing peminatan, beberapa saat kemudian beralih pada penyajian yang bertemakan Keannuqayahan, dalam hal ini disampaikan oleh K. Ach. Maimun. Pemaparan beliau seputar Annuqayah dimulai dari sejarah berdirinya dari generasi ke generasi, berikut dengan silsilah pendiri Annuqayah, yaitu K. Muhammad Syarqawi al-Kudusi. Selain itu, juga menyinggung tentang penamaan terhadap pesantren Annuqayah dan model pengajaran masa dulu. Madrasah yang ada di pesantren ini pada zaman dulu dikenal dengan nama Madrasah Muallimin. Pada masa itu masih belum mengenal kurikulum seperti saat ini, melainkan hanya bermodel sorogan. (RQ)
http://slkjfdf.net/ – Idozai Uwixuomit tvh.dftx.mapi.sch.id.jdu.dt http://slkjfdf.net/