Annuqayah -Salah satu kegiatan madrasah yang biasa terlaksana pada setiap tahunnya adalah temu wali. Acara temu wali kali ini diselenggarakan khusus wali kelas X, yang bertempat di Aula MA 1 Annuqayah Putri (08/10). Tujuan diadakannya acara tersebut tidak lain dalam rangka silaturrahim antar wali siswa dengan pihak madrasah; baik Kepala Madrasah, seluruh Wakil Kepala Madrasah, Wali Kelas X, dan Pengurus Pondok pada masing-masing daerah.
Acara yang dikemas dengan seremonial tersebut, berakhir sekitar pukul 11.05 WIB. Penekanan terhadap tujuan awal diadakannya acara tersebut dipaparkan kembali dalam sambutan Kepala Madrasah (Bapak Moh. Khalili, S. Pd.). Selain dalam rangka silaturrahim, acara tersebut dijadikan sebagai momentum penyampaian kewajiban yang dimiliki oleh siswa; belajar dan mengabdi. Bahkan, masih dalam pemaparan Kepala Madrasah, otoritas yang dimiliki madrasah berada di bawah otoritas pondok pesantren. Dengan demikian, niat awal para santri seharusnya karena mondok (nyantri), bukan semata-mata belajar di sekolah saja. Dan juga, semisal terdapat perizinan siswa maka yang terlebih dahulu dimintai izin adalah pihak pondok pesantren. Sebab, musti dipahami, bahwa madrasah hanya dmenjadi perpanjangan tangan dari pondok pesantren.
Hal senada juga disampaikan oleh K. Ainul Haq, dalam sambutannya mewakili pihak pengurus yayasan, dikatakan sukses seorang murid atau santri ketika posisi guru dan orang tua bisa bersinergi dengan baik. Sebab, realitas saat ini dalam pandangan beliau, sudah seharusnya untuk diubah menjadi lebih laik lagi. Salah satu upaya yang musti dilakukan berupa membangun kembali kesadaran diri tentang penghormatan kepada guru itu teramat penting. Di satu sisi, bisa juga dengan adanya penerimaan terhadap segala bentuk kebijakan di pondok pesantren. Bahkan, K. Moh. Halimi dalam mauizah hasanah-nya mengharuskan adanya unsur ikhlas dalam aspek apa saja, selama berkenaan dengan pondok pesantren. Sebab, dipungkiri ataupun tidak, keberadaan barokah (ziyadatul khair: tambahan kebaikan) menjadi tujuan utama dari seseorang mondok di pesantren, yang diperoleh dengan berkhidmah (mengabdi).
Sebelum acara diakhiri, terdapat musyawarah yang dipandu oleh Bapak Drs. Asy’ari Khatib. Acara musyawarah diisi dengan tanya jawab dari para wali kepada pihak madrasah. Pada sesi ini para wali diajak untuk berkontribusi lebih mendalam demi keberlangsungan madrasah yang maju dan berkembang. Keterlibatan para wali pada sesi ini cukup membanggakan. Pertanyaan yang berisikan usulan positif disuarakan, lalu dijawab, dan diberi pertimbangan saat itu juga. Salah satunya terkait kursus dalam rangka pendalaman materi di masing-masing peminatan. Kursus penguasaan Bahasa Mandarin, misalnya. Menurut Bapak Moh Hafidz Fitratullah, selaku ketua panitia, mengungkapkan ”Acara temu wali siswa kelas X, untuk kali ini dikonsep berbeda, dengan keterlibatan wali kelas sampai penggunaan teknologi”. (Rmlh_Qsyri)